KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI

Selasa, 10 Oktober 2017

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI





KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM
UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI

Atikah Sayyidatu Nisaa, Amelia Kurniawati, Devi Pratami
Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
atikahsayyidatunisaa@yahoo.com, Amelia.kurniawati@gmail.com, pratami.devi@gmail.cm
J@TI Undip, Vol VIII, No 1, Januari 2013
PERANGKUM :
Ahyar Lazva Ramdani
30415381
3ID06

1.    Latar Belakang
PT LEN Industri (Persero) yang merupakan salah satu badan uasaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang elektronik. Namun pada saat ini PT LEN bergerak juga dibidang Railway System yang dikenal dengan produk persinyalan kereta api. begitu kuatnya SDM yang ada pada PT LEN bisnis LEN sekarang terdiri dari Railway System, Navigation System, Renewable Energy, Telecommunication, Control System dan Defense Electronics. Akan tetapi, tidak adanya standar proses pada seluruh aktivitas untuk pengerjaan proyek, pelaku proyek hanya mengikuti kebiasaan (cara yang sudah biasa dilakukan) sehingga hasil yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan mana yang digunakan. Kebiasaan yang dilakukan oleh pelaku proyek pada PT LEN Railway System dimungkinkan berbeda-beda, dari cara yang berbeda-beda tersebut terdapat best practice. Untuk manajer-manajer proyek yang sering menangani proyek serupa, namun hal ini menjadi masalah apabila terdapat pekerja baru pada proyek tersebut. Pekerja baru tersebut belum memiliki kemampuan dan pengalaman penanganan proyek-proyek tersebut. Standar proses yang belum dimiliki oleh PT LEN adalah proses perencanaan proyek, eksekusi proyek dan pengendalian proyek, diputuskan untuk melakukan pembuatan standar pada proses perencanaan.
2.    Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah :
1.    Socialization
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menangkap pemahaman atau pengetahuan yang dimilki oleh para pelaku proyek (dalam penelitian ini adalah para pekerja PT LEN Railway System) mengenai proses perencanaan proyek yang masih berupa pengetahuan tacit dengan cara eksplorasi data.
2.    Externalization
Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap sosialization dimana hasil dari ekplorasi data dari tahap awal di eksternalisasi menjadi suatu proses bisnis kegiatan  perencanaan proyek di PT LEN Railway Sustem.
3.    Combination
Tahap selanjutnya adalah tahan combination dimana tahap ini dilakukan untuk pemilihan best practice proses perencanaan proyek yang ada di PT LEN Railway system dari prose bisnin yang telah dibuat.
4.    Pemilihan Kriteria Best Prantice
Dilakukan dengan metode factor rating yang didapat dari AHP. Bobot kriterianya didapat dari penyebaran kuesioner AHP dan responden yang diambil adalah pelaku proyek dari tiap divisi dan lama bekerja minimal 2 tahun dan untuk project manager minimal sudah menangani 5 proyek.
5.    Internalization
Tahap selanjutnya adalah proses konversi pengetahuan dari pentuk eksplisit pengetahuan yang berupa best practice yang di dapat dari taham combination, untuk dijadikan bentuk pengathuan tacit.
3.    Hasil dan Rekomendasi
Hasil dari pemilihan best practice yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Delphi akan dibuat sebuah SOP. Sedangkany, perhitungan untuk bonot dari tiap kriteria menggunakan metode AHP. Hasil dari kombinasi akan dijadika SOP yang akan di ajukan ke PT LEN Railway System. Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan adalah :
1.    Menyediakan sumber daya yang hali dalam pembuatan WBS agar dapat dilakukan dengan tepat sehingga WBS yang dihasilkan pun tepat.
2.    Memberikan pelatihan sertifikasi PMBOK yang dapat menunjang kelancaran pengerjaan kegiatan perencanaan proyek.
3.    melakukan pembaruan pengetahuan dan kemampuan para pelaku proyek dengan mebuat divisi knowledge management agar dalam mentranfer pengetahuan dapat terencana dan terorganisir dengan baik dan membuat pelaku proyek dapat mengikuti teknolo yang ada di jaman sekarang.
4.    Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit pada proses proyek PT LEN Railway System terpilihlah best practice sebagai berikut :
1.    Best practice proses pembuatan WBS merupakan
2.    Best practice proses penentuan jadwal proyek
3.    Best practice proses penentuan biaya proyek  Best practice proses pemilihan supplier
4.    Best practice proses pembuatan desain proyek
5.    Best practice proses pengadaan barang
Berikut adalah hasil SOP best pratice tiap proses perencanaan proyek di PT LEN Railway System :
1.    Pada pembuatan WSB diusulkan dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek dengan implementasi yang harus tercapai.
2.    Penentuan jadwal proyek yang dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
3.    Penentuan biaya proyek yang dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
4.    Pemilihan supplier  yang dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
5.    Pembuatan desain proyek yang dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
6.    Pengdaan barang  yang dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.

0 komentar :

Posting Komentar