Enter your email address below to subscribe to our newsletter.
Home » Archives for Oktober 2017
04.23.00 lazva
1. Latar Belakang
|
PT LEN Industri
(Persero) yang merupakan salah satu badan uasaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dibidang elektronik. Namun pada saat ini PT LEN bergerak juga
dibidang Railway System yang
dikenal dengan produk persinyalan kereta api. begitu kuatnya SDM yang ada
pada PT LEN bisnis LEN sekarang terdiri dari Railway
System, Navigation System, Renewable Energy, Telecommunication,
Control System dan Defense Electronics. Akan tetapi, tidak adanya standar
proses pada seluruh aktivitas untuk pengerjaan proyek, pelaku proyek hanya mengikuti kebiasaan
(cara yang sudah biasa dilakukan) sehingga hasil yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan mana yang digunakan. Kebiasaan yang dilakukan oleh pelaku proyek pada
PT LEN Railway System dimungkinkan berbeda-beda,
dari cara yang berbeda-beda tersebut terdapat
best practice. Untuk manajer-manajer proyek yang sering menangani proyek serupa, namun hal ini menjadi masalah apabila terdapat pekerja baru pada proyek tersebut.
Pekerja baru tersebut belum memiliki kemampuan dan pengalaman penanganan proyek-proyek tersebut. Standar proses yang belum dimiliki oleh PT LEN adalah proses
perencanaan proyek, eksekusi proyek dan pengendalian proyek, diputuskan untuk
melakukan pembuatan standar pada proses perencanaan.
|
2. Metode Penelitian
|
Metode penelitian
yang digunakan oleh penulis adalah :
1. Socialization
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk
menangkap pemahaman atau pengetahuan yang dimilki oleh para pelaku proyek
(dalam penelitian ini adalah para pekerja PT LEN Railway System) mengenai proses perencanaan proyek yang masih
berupa pengetahuan tacit dengan
cara eksplorasi data.
2. Externalization
Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap sosialization dimana hasil dari
ekplorasi data dari tahap awal di eksternalisasi menjadi suatu proses bisnis
kegiatan perencanaan proyek di PT LEN Railway Sustem.
3. Combination
Tahap selanjutnya adalah tahan combination dimana tahap ini dilakukan untuk pemilihan best practice proses perencanaan
proyek yang ada di PT LEN Railway
system dari prose bisnin yang telah dibuat.
4. Pemilihan Kriteria Best
Prantice
Dilakukan dengan metode factor rating yang didapat dari AHP. Bobot kriterianya didapat
dari penyebaran kuesioner AHP dan responden yang diambil adalah pelaku proyek
dari tiap divisi dan lama bekerja minimal 2 tahun dan untuk project manager minimal sudah
menangani 5 proyek.
5. Internalization
Tahap selanjutnya adalah proses konversi pengetahuan
dari pentuk eksplisit pengetahuan yang berupa best practice yang di dapat
dari taham combination, untuk
dijadikan bentuk pengathuan tacit.
|
3. Hasil dan Rekomendasi
|
Hasil dari
pemilihan best practice yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Delphi
akan dibuat sebuah SOP. Sedangkany, perhitungan untuk bonot dari tiap
kriteria menggunakan metode AHP. Hasil dari kombinasi akan dijadika SOP yang
akan di ajukan ke PT LEN Railway System. Rekomendasi-rekomendasi yang
diberikan adalah :
1. Menyediakan sumber daya yang hali dalam pembuatan WBS
agar dapat dilakukan dengan tepat sehingga WBS yang dihasilkan pun tepat.
2.
Memberikan
pelatihan sertifikasi PMBOK yang dapat menunjang kelancaran pengerjaan
kegiatan perencanaan proyek.
3.
melakukan pembaruan pengetahuan dan kemampuan para
pelaku proyek dengan mebuat divisi knowledge
management agar dalam mentranfer
pengetahuan dapat terencana dan terorganisir dengan baik dan membuat pelaku
proyek dapat mengikuti teknolo yang ada di jaman sekarang.
|
4. Kesimpulan
|
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi pengetahuan tacit dan
pengetahuan eksplisit pada proses proyek PT LEN Railway System terpilihlah
best practice sebagai berikut :
1. Best
practice proses pembuatan WBS merupakan
2. Best
practice proses penentuan jadwal proyek
3. Best
practice proses penentuan biaya proyek Best practice proses pemilihan supplier
4. Best
practice proses pembuatan desain proyek
5. Best
practice proses pengadaan barang
Berikut adalah hasil SOP
best pratice tiap proses perencanaan proyek di PT LEN Railway System :
1. Pada pembuatan WSB diusulkan
dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek dengan implementasi yang harus
tercapai.
2. Penentuan jadwal proyek yang
dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
3. Penentuan biaya proyek yang
dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
4. Pemilihan supplier yang dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
5. Pembuatan desain proyek yang
dapat diaplikasikan oleh pelaku proyek.
6. Pengdaan barang yang dapat diaplikasikan oleh pelaku
proyek.
|